Selasa, 12 Maret 2013

Derita Ayam Warna Warni

          Waktu kecil, pasti kan pernah beli ayam warna-warni? Ya salah satunya aku sih. Waktu aku SD, lihat ayam warna-warni itu lucu, imut, pokoknya ngegemesin deh. Soalnya warna yang tersedia beraneka ragam, seperti merah, merah muda, hijau, biru, orange, dan sebagainya. Jadi, para anak kecil banyak banget yang beli ayam warna-warni. Tapi setelah ayam yang lucu itu dimiliki oleh anak kecil, Pernahkah kita memikirkan nasib ayam tersebut bila diajak bermain oleh anak kecil tanpa diawasi oleh orang dewasa? Bagaimanakah proses terjadinya ayam warna-warni?
          Aku akan membahas satu permasalahan, Bagaimana proses terjadinya ayam warna-warni? Awalnya aku berpikir, ayam tersebut di semprot oleh sumba atau pewarna makanan. Karena setelah ayam menjadi lebih besar,
warnanya jadi memudar dan hilang (pemikiranku waktu SMP). Tapi setelah menonton TV, aku menjadi tahu bagaimana cara mewarnai anak ayam tersebut. Ternyata, anak ayam tersebut dicelupkan ke dalam ember yang telah berisi air yang dicampurkan dengan pewarna yang mengandung toxic (zat beracun). Sehingga, bila anak ayam dicelupkan ke pewarna tersebut, memang si ayam langsung berwarna. tetapi, efek bagi ayam tersebut adalah ayam bisa mengalami pusing karena zat beracun yang ada ditubuhnya, sehingga ayam yang memang kondisi tubuhnya agak lemah akan lebih cepat mati.
          Persoalan kedua, pernahkah kita memikirkan penderitaan anak ayam warna-warni tersebut? Contohnya saja ya, gak cuma ayam aja. Bahkan penjual ikan juga menembak sasaran untuk menjual ikan kepada anak kecil. Dulu, anak tetanggaku punya 2 ekor ikan, tepatnya baru dibeli siang hari setelah ia pulang sekolah dengan orang tuanya. Dia memamerkan ikannya kepada tetangga yang lain termasuk aku. Dia berkata ikan itu lucu. Ya aku emang suka ikan sampai bela-belain dibeliin akuarium sama kakakku. Hehehhe. Tapi dari sepulang sekolah, dia mengajak bermain ikannya tersebut, di pegang, di celupin lagi. Dipegang agak keras sampai ikannya klepek-klepek, lalu di celup lagi. Sampai-sampai malam telah tiba, eh ikannya mati deh.
          Sama juga dengan ayam, tetanggaku yang lain juga begitu. Anaknya beli ayam warna-warni. Ditaruh di kandang ayam, diberikan makanan dan air. Setelah itu, di pegang-pegang, terus dilempar, ditendang, di jungkir balik, diajak ngomong, dan segala macem deh. Dan, anak tetanggaku itu bermain dengan ayam tersebut tanpa pengawasan orang tua. Pada akhirnya, besoknya tuh anak ayam mati.
         Dari 2 persoalan diatas, aku memberikan beberapa solusi deh dalam kasus derita anak ayam warna-warni :
  1. Jangan membeli ayam warna-warni, dengan maksud agar penjual ayam tersebut menghentikan perbuatannya yang mengakibatkan penderitaan kepada ayam tersebut. Penderitaan yang dimaksud adalah dengan mencelupkan anak ayam ke dalam ember yang telah berisi air yang dicampurkan dengan zat pewarna beracun.
  2. Jika punya anak atau punya adik yang umurnya masih kecil dan ingin membeli anak ayam warna-warni, berikan pengertian kepada anak atau adik. Tetapi, kalau anak kecil udah ngambek, yah beli aja 1 anak ayam. Sampai rumah, saat anak kecil bermain dengan ayam warna-warni, berikan pengawasan lebih agar ayam tidak disiksa seperti dilempar, di jungkis balik, dan lain sebagainya.
          Yap, sekian yang bisa aku tulis. Saran aja bagi semua orang, sesuatu yang kita lihat bagus, belum tentu dalamnya juga bagus. Seperti kita melihat anak ayam warna-warni yang lucu sehingga membuat kita senang dan terhibur, belum tentu perasaan si anak ayam warna-warni itu juga senang, malah dia berusaha bertahan melawan efek dari zat pewarna beracun tersebut. Jadi, kita sebagai makhluk hidup harus juga menyayangi anak ayam warna-warni dengan tidak membelinya, agar penjual berhenti melakukan penyiksaan terhadap anak ayam tersebut.
          Sekedar mengingatkan, setelah membaca artikel ini, minta tolong ya.. Di share ke FB atau twitter. Terus diisi ya voting yang ada di pojok kanan atas dari halaman ini. Diisi juga kolom reaksi setelah membaca artikel ini, apakah bagus, penting, bermanfaat, atau yang lainnya. Bagi yang mau copy kata-kataku, jangan sampai lupa menyertai link dari halaman ini. Makasi :)


         

8 komentar:

  1. Ya. Saya sangat setuju tuh
    . Tetangga saya ada yang punya anak ayam warna warni gitu. Anaknya tetangga saya yang masih kecil (5 tahun) minta dibelikan,trus setelah dibelikan. Eee malah cuman dilepas begitu saja, dan tidak terurus. Saya prihatin dengan hal itu lalu saya rawat deh..bersamaan dengan ayam nenek saya.

    BalasHapus
  2. iya, seharusnya sih pihak penjualnya stop menjual ayam kaya gitu...
    ayamnya juga kasian :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gitulah org indonesia. Apa aja dilakukan yang penting untung.

      Hapus
  3. aku setuju sama kamu, di pasar kampung ramai yang jual kayak gini, penjualnya serakah,dan pembelinya egois

    BalasHapus
  4. saya setuju tuh , dahulu adik saya sering sekali beli ayam warna warni , dan akhirnya ayam tersebut berhasil tumbuh besar namun akhirnya mati karena sakit .

    sebaiknya anak kecil jangan diberikan mainan berupa makhluk hidup (peliharaan) soalnya kasihan hewan tersebut, karena rata-rata anak kecil tidak tahu cara merawat binatang.

    kalau berkenan , mampir ya ke blog saya

    BalasHapus
  5. saya tidak setuju. biarkan saja mereka membli ayam warna warni. karna saya penjual nya. dan saya pun tidak mewarnai nya. saya juga dapat beli udh seperti itu bentuk nya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat Mas dajal dimana2 anak ayam yang keluar dari cangkang telur itu warnanya kuning alami, mas sy sarankan mendingan ganti profesi ajach atau jual ayam yang lumrah ajach nggak usah diwarnain dech, profesi menjual ayam warna-warni dan mewarnainya itu tidak baik dan tuhan tidak menyukai itu mas tidak takut sama kekuatan tuhan dia maha kuasa dan sekarang mas masih merasa baik2 saja bukan berarti tuhan nggak melihat sekarang tuhan lagi memantau mas dan masih dikasih kesempatan buat memperbaiki diri...

      Hapus
  6. Salam kenal buat mbak Soniya Gunawan, Saya suka dengan tulisan2nya mbak...

    BalasHapus